Minggu, 10 April 2011

GENERASI KETUJUH (Bagian ketujuh)

7. MENITI TITIAN PANJANG
Terguncang juga emosi Ando ketika nenek memberitahu melalui Datuk Bungsu bahwa Putireno sampai hari ini belum sampai di rumahnya. Padahal, dia sudah seminggu lebih berangkat dari Pagaruyung. Tidak seorangpun yang tahu singgah di mana dia. Kecemasan Ando semakin menjadi-jadi, karena akhir-akhir ini kecelakaan terlalu sering terjadi. Kapal terbang, kapal laut, kereta api, bus, orang berjalan kaki pun bisa dapat musibah begitu mudah. Tertembak peluru nyasar, tertimpa benda-benda bangunan, ditampar karena salah jalan, disiksa karena tersenggol mobil pejabat, bahkan banyak tanah yang longsor, semburan lumpur panas dan lahar panas dan dingin yang tidak dapat dicegah siapapun merendam dan membenamkan orang-orang tak bersalah. Semua itu tentu dapat pula mengancam keselamatan Putireno.
Ando coba menghubungi suami dan anak-anaknya melalui telepon sembilan kali, tetapi selalu saja ada jawaban otomatis; tidak dapat dihubungi atas permintaan pemiliknya. Juga Ando menghubung nomor HP nya tigabelas kali, ada suara tanda panggil tapi tak ada yang menjawab. Ando kirim sms duapuluh tujuh tiga kali, sms nya masuk tapi tidak ada balasan. Apapun alat komunikasi yang ada pada Ando, Ando gunakan untuk dapat menghubunginya, tapi tidak pernah berhasil. Ando ingin kepastian, berada di mana dia sekarang. Apakah dia benar-benar sudah dimangsa oleh skenario datuk-datuk serakah itu?
Nenek terus mendesak Ando, agar Ando segera bertindak. Ando harus mencarinya, ke mana pun juga. Nenek mengandaikan, bisa jadi Putireno itu sama nasib dan jalan hidupnya dengan Ando, walaupun dalam kenyataan sehari-hari satu sama lain berbeda nyata. Jika Putireno sosok perempuan yang tampak di luar dingin, tetapi di dalam penuh dengan gejolak yang tak pernah terpadamkan. Sebaliknya Ando, adalah sosok perempuan yang nyinyir, suka bicara terus terang, membosankan dan sekali-sekali konyol, naif dan dungu. Dengan alasan demikian Ando selalu didesak, carilah dia! Jika Ando menemukannya, mungkin Ando dapat belajar banyak darinya.
Aneh pula nenek Ando ini. Bicara kadang-kadang seperti seorang ahli filsafat, kadang-kadang seperti seorang ibu yang tidak rela anak cucu keturunannya hilang, apalagi punah. Di depan nenek, Ando mengangguk dan berjanji, bahwa Ando akan sesegeranya mencari ke mana saja Ando mampu. Akan tetapi melihat kenyataan yang ada sekeliling Ando, Ando tidak pula dapat mengenyampingkan kesibukan-kesibukan Ando sendiri.
Ando sibuk. Disertasi Ando yang sudah terbengkalai dua tahun lebih harus Ando tuntaskan sesegeranya. Ando seperti sudah muak dengan disertasi itu. Namun, bagaimanapun disertasi itu harus diselesaikan. Hanya tinggal membuat abstrak, pendahuluan, halaman dedikasi dan di akhir sekali, bab rujukan dan lampiran-lampiran. Ando juga harus memenuhi berbagai undangan ceramah, diskusi dan seminar. Ando juga harus pergi mengajar ke kampus. Sekali-sekali Ando juga harus keramas rambut di salon kecil di samping rumah. Kalau Ando pergi mencari Putireno, setidak-tidaknya akan habis waktu Ando seminggu, mungkin sebulan atau dua bulan.
Tidak hanya kesibukan menyelesaikan disertasi itu saja yang mengejar-mengejar Ando. Si sulung Ando akan mengakhiri masa kuliahnya di Jogjakarta. Anak Ando itu, mungkin meniru perangai Ando pula, kuliahnya sangat santai. Dia main musik dulu, kuliah kemudian. Kita kan harus punya keterampilan seni yang meyakinkan, kalau kita mau menjadi seorang diplomat. Seni adalah wacana ampuh untuk mengadakan loby-loby politik, kata si sulung tersenyum. Ando harus menyiapkan biaya dan waktu untuk ke Jogja menghadiri wisudanya.
Anak tengah Ando yang kini telah menjadi wartawan, kesibukannya bukan main pula. Dia sudah beristri dengan seorang gadis cantik dari Malana tamatan fakultas tehnik sipil. Dia dua tahun lebih dulu kawin dari si sulung. Sekarang istrinya sedang hamil enam bulan. Ando harus menjaga kehamilannya, karena menantu Ando itu tidak lagi punya ibu. Ibunya meninggal lima tahun lalu. Andolah kini yang menjadi ibu baginya. Bagaimanapun Ando harus berbenah dan bersiap menunggu cucu yang akan datang. Betapa sibuknya Ando. Jika Ando pergi mencari Putireno sebagaimana yang disuruhkan nenek, Ando khawatir, jangan-jangan cucu Ando lahir ketika Ando sedang tidak berada di rumah. Siapa yang akan memandikan bayi? Siapa yang akan mengajari menantu Ando itu bagaimana cara memasang kain bedung, gurita dan popok bayi dan bagaimana sikap badan ketika menyusukan bayi.
Bapak anak-anak Ando akhir-akhir ini kesibukannya bertambah-tambah pula. Sepulangnya dari tugasnya sebagai dosen tamu di Kualalumpur tempo hari, dia sudah bertekad akan hidup santai saja di rumah. Segala beban akan dikesampingkan. Katanya, dia akan berdoa-doa kecil saja lagi di atas sajadah, mengaji-ngaji tafsir menunggu magrib, tahajud dan berzikir menungu subuh, membaca-baca koran sambil minum teh pagi hari. Itu maunya. Ternyata belum sampai dua bulan berada di rumah, dia sudah harus menyiapkan latihan teater grupnya yang sudah sekian lama tidak mengadakan pementasan, sampai larut malam dia kembali mengutak-atik komputerya, pergi ke televisi mengisi acara mingguannya, menulis tiga artikel setiap minggu untuk surat kabar, malam minggu dijemput temannya untuk melihat anak-kemenakannya latihan silat dan main randai, setiap jumat sore mengadakan rapat-rapat kaum, rapat kampung di Surau Batu. Alhasil, apa yang dijanjikannya untuk santai tak ditemui sesampainya di rumah. Jika Ando pergi menyusul Putireno, bagaimana pula dia tinggal di rumah? Siapa yang akan membuatkan gulai kepala ikan baginya?
Satu-satunya yang punya waktu longgar hanyalah si bungsu Ando. Dia selalu mondar mandir dengan celana jean robeknya ke sana ke mari. Dia sengaja berpakaian seperti itu, katanya karena akan manggung. Dia menjadi leader dalam grup musik jreng jrengnya. Namun, kalau dia diajak menemani Ando pergi mencari Putireno, sebelum dia mengatakan sanggup, oke, atau ya ma, beberapa persaratan harus pula Ando penuhi, setidak-tidaknya Ando harus membuat janji yang harus ditepati padanya. Janji, untuk tambahan belanja, janji untuk membeli kaos, janji untuk traktir makan pizza. Macam-macam saja menurut apa yang terlintas dalam benaknya. Biasanya pula, kalau dia sudah mengatakan ya, dia tepati janji dengan baik. Bahkan Ando merasa bahagia mendapat si bungsu yang rewelnya bukan main itu. Pertanyaannya terhadap persoalan yang sedang dihadapi, kritikannya terhadap sikap Ando dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dibicarakan, benar-benar harus Ando ladani dengan sabar. Nyinyirnya, masyaAllah. Pelitnya Allahurabbi. Royalnya tidak ketolongan.
Namun, akhirnya Ando harus memilih. Membiarkan Putireno dimakan oleh sebuah skenario yang menyebabkan tenggelamnya sebuah kebenaran atau Ando tetap berpegang pada kesibukan Ando sendiri, kemudian Ando akan dituding sebagai perempuan egois? Setelah Ando mendiskusikan dengan bapak anak-anak Ando, apakah Ando akan mencari Putireno atau tidak, akhirnya Ando mengambil keputusan, Ando harus mencarinya di manapun dia berada. Seperti kata nenek, jika Ando menemukan Putireno sama halnya dengan Ando menemukan diri Ando sendiri. Sepertinya, Ando akan melakukan perjalanan mencari diri sendiri.
Jangan tersenyum dulu Sinan? Itu kan filsafatnya nenek.
Ando memprediksi ke mana Putireno pergi berdasarkan kecenderungannya untuk tetap mempertahankan tatanan adat Minangkabau, sebagaimana usaha kaumnya untuk tetap setia mempertahankan warisan adat dan budaya dari masa kerajaan Pagaruyung dahulu. Artinya, Ando harus menelusuri semua kemungkinan dalam jalur-jalur sistem peradatan yang berlaku. Artinya lagi, Ando harus pergi ke negeri-negeri yang masih menjalankan adat istiadat Minangkabau sampai sekarang. Namun, Ando tidak tahu, seluas apa wilayah adat dan budaya Minangkabau itu? Negeri-negeri mana saja yang termasuk ke dalam tatanan peradatan itu. Menurut Ando, Datuk Bungsu adalah salah seorang yang memahami hal ini. Lalu, Ando segera kontak datuk yang baik hati itu.
Datuk Bungsu datang tengah malam. Setelah pembantu rumah Ando menyediakan kamar, makan malam, kopi dan rokok, pakaian ganti dan kain sarung serta sajadah, lalu Ando, bapak anak-anak Ando duduk melingkari meja bundar kecil di pojok ruang tengah. Ando telah siap dengan catatan-catatan, seandainya diperlukan untuk mencatat apa yang mungkin Ando harus catat, sebagai bekal perjalanan mencari Putireno.
Menurut Datuk Bungsu, Ando pasti akan sulit mengikuti ke mana Putireno pergi, sebab kawasan Minangkabau yang mungkin akan atau telah dikunjunginya luas sekali. Sajak Sikilang Aie Bangih, sampai Taratak Aie Hitam, sajak Sipisok-pisau anyuik sampai Durian Ditakuak Rajo, sajak Sialang Balantak Basi sampai ka Ombak Nan Badabua, kata Datuk Bungsu menjelaskan batas-batas wilayah Minangkabau.
Di dalam wilayah yang seluas itu, terdapat ratusan bahkan ribuan nagari, koto, kampung, dusun dan taratak. Ribuan pula pemangku adat, raja-raja, tuo-tuo karapatannya. Ando bagaimanapun juga, harus mendatangi nagari-nagari itu untuk menanyakan apakah Putireno sudah sampai di situ atau sedang dalam perjalanan ke mana.
Di dalam Ranji Limbago Adat Alam Minangkabau, kata Datuk Bungsu dengan lambat dan hati-hati, karena dia bicara sambil mengingat nama-nama daerah dan para pemangku adat yang ada di setiap nagari, daerah-daerah yang luas itu dibagi dalam dua kelompok besar. Pertama yang disebut daerah inti Minangkabau atau daerah darek yang terdiri tiga luhak. Luhak Tanah Datar, Luhak Agam dan Luhak Limopuluah Koto. Kedua adalah yang disebut daerah rantau. Rantau yang terletak di pantai timur disebut Rantau Timur dan rantau terletak dipantai Barat dengan Rantau Pesisir.
Menurut Datuk Bungsu sebaiknya Ando sebelum mendatangi daerah-daerah itu berdasarkan kepada wilayah-wilayah yang dikepalai oleh pemangku-pemangku adat atau raja-raja, temuilah dulu pemangku-pemangku adatnya supaya Ando mudah menemukan orang-orang yang akan memberikan informasi di mana Putireno berada.
Kata Datuk Bungsu, jika Ando harus memulai sebuah perjalanan, mulailah dari pangkal segala persoalan. Sebab, jika Ando tersesat, Ando harus kembali ke pangkal jalan. Sasek di ujuang jalan babaliak ka pangka jalan, katanya menasehati. Dalam persoalan apa pun yang akan Ando lakukan, maka pangkal persoalan atau pangkal jalan itu adalah pangkal dari semua titah. Titah itu dari raja, artinya Ando harus memulai perjalanan ini dari Rajo Tigo Selo, yang terdiri dari Rajo Alam, Rajo Adat dan Rajo Ibadat.
Setelah Ando mendapat izin dari raja-raja itu, seterusnya Ando dapat menemui Basa Nan Ampek Balai. Empat orang pembesar yang berada di bawah Rajo Tigo Selo. Terdiri dari; Tuan Titah di Sungai Tarab, dengan gelar adat kebesarannya Pamuncak Koto Piliang; Tuan Indomo di Saruaso dengan gelar adat kebesarannya Payuang Panji Koto Piliang; Tuan Makhudum di Sumanik dengan gelar kebesarannya Aluang Bunian Koto Piliang; Tuan Khadi di Padang Gantiang dengan gelar kebesarannya Suluah Bendang Koto Piliang.
Kemudian Ando terus ke Pariangan Padang Panjang. Temui pula dua pembesar adat yang dikenal dengan Pucuak Bulek Urek Tunggang Salareh Batang Bangkaweh yang terdiri dari dua pemangku adat; Tampuak Tangkai Alam. Tampuak Alam dipegang oleh Datuk Badaro Kayo di Pariangan dan Tangkai Alam oleh Datuk Marajo Basa di Padangpanjang.
Selanjutnya, Ando temuilah pembesar-pembesar adat yang termasuk dalam kelompok Langgam Nan Tujuh. Tujuh orang besar dalam kelarasan Koto Piliang dengan wilayah dan tugas yang satu sama lain berbeda-beda. Ketujuh orang besar tersebut; pertama, Pamuncak Koto Piliang tugasnya menjadi Panitahan Sungai Tarab, kedua Harimau Campo Koto Piliang Tuan Gadang Batipuh, ketiga Pasak Kungkuang Koto Piliang Labuatan-Sungai Jambu, keempat Pardamaian Koto Piliang, Simawang – Bukik Kanduang, kelima Cumati Koto Piliang, Sulik Aie – Tanjuang Balik, keenam Camin Taruih Koto Piliang, Singkarak – Saniang Baka, ketujuh Gajah Tongga Koto Piliang, Silingkang – Padang Sibusuak.
Ando juga harus mengunjungi Pucuk Bulek Bodi Caniago Datuk Bandaro Kuniang Gajah Gading Patah Gadiang di Limo Kaum Tanah Datar.
Sama halnya dengan Langgam Nan Tujuah, Ando sebaiknya juga mengunjungi tujuh pembesar adat di dalam kelarasan Bodi Caniago yang dikenal dengan nama Lubuak Nan Tigo Tanjuang Nan Ampek, yang terdiri dari; pertama Datuk Rajo Nan Kayo, Tuo Karapatan Kubuang TigoBaleh di Lubuk Sikarah, kedua Tuo Karapatan Lubuak Simawang di Talawi, ketiga Tuo Karapatan Lubuak Sipunai, di Koto Tujuah Tanjuang Ampalu, keempat Tuo Karapatan Tanjuang Sungayang Dt.Bandaro Enik, kelima Tuo Karapatan Tanjuang Barulak, keenam Tuo Karapatan Tanjuang Alam dan ketujuh Tuo Karapatan Tanjuang Bingkuang, Limo Kaum Duobaleh Koto.
Setelah nanti Ando menemui pembesar-pembesar adat baik dari Langgam Nan Tujuh maupun dari Tanjuang Nan Ampek Lubuk Nan Tigo, para datuk-datuk itu akan mempersilahkan Ando untuk mengunjungi masing-masing nagari yang berada di bawah kendalinya.
Sebaiknya Ando mulai mencarinya dari dari Luhak Tanah Data. Wilayah kelarasan Koto Piliang ini disebut pula sebagai Wilayah Patuanan. Raja Alam di Pagaruyung disebut juga sebagai Mahkota Malayu Kampuang Dalam. Raja Adat di Buo disebut pula Mahkota Malayu Ujung Kapalo Koto Pagaruyung. Raja Ibadat di Sumpur Kudus disebut juga Mahkota Malayu Kampuang Tangah. Selanjutnya nagari-nagari tempat para pembesar adat; Nagari Sungai Tarab tempat Datuk Bandaro Putiah; Nagari Saruaso tempat Datuk Indomo; Nagari Padang Gantiang tempat Tuan Qadhi; Nagari Sumaniak tempat Datuk Makhudum.
Selanjutnya nagari-nagari di Luhak Tanah Datar lainnya yang dipimpin oleh Tuo Karapatan Selo; Tuo Karapatan Pati; Tuo Karapatan Situmbuak; Tuo Karapatan Gunuang Medan; Tuo Karapatan Talang Tangah; Tuo Karapatan Guguak; Tuo Karapatan Padang Laweh; Tuo Karapatan Sijangek; Tuo Karapatan Koto Panjang; Tuo Karapatan Pasie Laweh; Tuo Karapatan Kotobaru; Tuo Karapatan Ampalu; Tuo Karapatan Kumango; Tuo Karapatan Raorao; Tuo Karapatan Gurun; Tuo Karapatan Koto Hiliang; Tuo Karapatan Nagari Minangkabau; Tuo Karapatan Simpuruik; Tuo Karapatan Atar; Tuo Karapatan Pangian; Tuo Karapatan Taluak, Tuo Karapatan Tigojangko.
Kemudian daerah Batipuah Sapuluah Koto. Terdiri dari Nagari Batipuah dan Nagari Sapuluah Koto. Nagari Batipuah dipimpin oleh beberapa tuo karapatan berdasar nagari-nagari yang ada di sana, seperti; Rajo Batipuah, Tuo Karapatan Pitalah; Tuo Karapatan Bungo Tanjuang, Tuo Karapatan Sumpur; Tuo Karapatan Malalo. Sedangkan Nagari Sapuluah Koto dipimpin oleh beberapa tuo karapatan; Tuo Karapatan Kotobaru, Tuo Karapatan Pandai Sikek, Tuo Karapatan Kotolaweh, Tuo Karapatan Panyalai, Tuo Karapatan Paninjauan, Tuo Karapatan Singgalang, Tuo Karapatan Aie Angek, Tuo Karapatan Gunuang, Tuo Karapatan Jao, Tuo Karapatan Tambangan, Labuatan Sungai Jambu, Tuo Karapatannya adalah Datuk Alibasha Batuah, Tuo Karapatan Lubuk Atan, Tuo Karapatan Sungai Jambu, Tuo Karapatan Bulan Sarik Jamba Ulu, Tuo Karapatan Batur.
Lalu, daerah Simawang Bukik Kanduang dengan nagari-nagari dengan tuo karapatannya; Tuo Karapatan Simawang Bukik Kanduang, Tuo Karapatan Simawang, Tuo Karapatan Batuang Taba, Tuo Karapatan Panjalangan. Bukik Kanduang tadinya termasuk di dalamnya, namun kemudian ke luar dan bergabung ke dalam Sapuluah Koto Diateh, tapi namanya tetap tidak berubah yakni Simawang Bukik Kanduang.
Daerah-daerah Sapuluah Koto Diateh (Sulik Aie Tanjuang Balik), dipimpin oleh; Sutan Batuah dan Dt.Rajo Endah sebagai tuo karapatan, kemudian Tuo Karapatan Sulik Aie, Tuo Karapatan Tanjuang Balik, Tuo Karapatan Sibarambang, Tuo Karapatan Talago Gunuang, Tuo Karapatan Kajai, Tuo Karapatan Lumindai, Tuo Karapatan Kuncir, Tuo Karapatan Pasiliehan, Tuo Karapatan Bukik Kanduang, Tuo Karapatan Paninjauan.
Sedangkan daerah Sapuluah Koto Dibawah (Singkarak Saniang Baka) tuo Karapatannya adalah Sutan Pamuncak dan Datuk Nan Garang, di bawahnya Tuo Karapatan Singkarak, Tuo Karapatan Saniangbaka, Tuo Karapatan Kotosani (Kasiak jo Padang Balimbiang), Tuo Karapatan Sumani, Tuo Karapatan Paninggahan, Tuo Karapatan Muaro Pingai, Tuo Karapatan Kacang, Tuo Karapatan Tanjuang Alai, Tuo Karapatan Aripan, Tuo Karapatan Tikalak.
Daerah Silungkang Padang Sibusuak dipimpin oleh; Tuo Karapatan Silungkang Padang Sibusuak, Tuo Karapatan Silungkang, Tuo Karapatan Padang Sibusuak, dan beberapa tuo karapatan lagi yang tidak hafal seluruhnya oleh Datuk Bungsu.
Jika daerah-daerah tadi merupakan daerah wilayah dari kelarasan Koto Piliang, di samping itu juga ada wilayah Kalarasan Bodi Caniago terdiri dari; Kubuang Tigobaleh (Lubuak Sikarah, Solok), Lubuak Simawang (Talawi), Tuo Karapatan Lubuak Simawang, Tuo Karapatan Sijantang, Tuo Karapatan Tigo Tumpuak. Daerah Lubuak Sipunai (Koto Tujuah) dipimpin oleh; Tuo Karapatan Lubuak Sipunai. Kawasan Tanjuang Sungayang dipimpin oleh; Tuo Karapatan Tanjuang Sungayang Datuk Bandaro Enuik, Tuo Karapatan Tanjuang, Tuo Karapatan Sungayang, Tuo Karapatan Andaleh, Tuo Karapatan Baruah Bukik, Tuo Karapatan Sungai Patai, Tuo Karapatan Koto Ranah, Tuo Karapatan Batu Bulek, Tuo Karapatan Balai Tangah, Tuo Karapatan Tapi Selo, Tuo Karapatan Lubuk Jantan, Tuo Karapatan Tanjuang Bonai. Datuk Bungsu menambah penjelasannya, yang dimaksud dengan Tuo Karapatan itu adalah fungsi seorang datuk pucuk yang menjadi pimpinan wilayah itu.
Sekarang daerah Tanjuang Barulak. Daerah ini dipimpin oleh; Tuo Karapatan Tanjuang Barulak, Tuo Karapatan Koto Tangah, Tuo Karapatan Guguak Cino. Sedangkan daerah Tanjuang Alam dipimpin oleh; Tuo Karapatan Tanjuang Alam, Tuo Karapatan Tabek Patah, Tuo Karapatan Barulak, Tuo Karapatan Mandahiliang, Tuo Karapatan Salimpauang, Tuo Karapatan Supayang, Ulak Tanjuang Bingkuang (Limo Kaum Duobaleh Koto Sambilan Koto di dalam).
Daerah Limo Kaum dipimpin oleh Pucuak Bulek Limo Kaum Datuk Bandaro Kuniang. Kemudian nagari Duobaleh Koto dipimpin oleh; Tuo Karapatan Silabuak, Tuo Karapatan Ampalu, Tuo Karapatan Labuah, Tuo Karapatan Parambahan, Tuo Karapatan Cubadak, Tuo Karapatan Supanjang, Tuo Karapatan Rambatan, Tuo Karapatan Padang Magek, Tuo Karapatan Ngungun, Tuo Karapatan Pati, Tuo Karapatan Pabalutan, Tuo Karapatan Sawah Jauah. Nagari-nagari yang termasuk ke dalam Sambilan Koto Di dalam dipimpin oleh beberapa Tuo Karapatan pula; Tuo Karapatan Tabekbato, Tuo Karapatan Saloganda, Tuo Karapatan Baringin, Tuo Karapatan Koto Baranjak, Tuo Karapatan Lantai Batu, Tuo Karapatan Bukik Gombak, Tuo Karapatan Sungai Ameh, Tuo Karapatan Ambacang Balirik, Tuo Karapatan Rajo Dani.
Mengenai daerah yang disebut Pucuak Bulek Urek Tunggang Salareh Batang Bangkaweh terdiri dari; Ampek Koto Diateh (Pariangan Padang Panjang), dipimpin oleh Datuk Bandaro Kayo, Pucuak Bulek Pariangan di Pariangan. Sedangkan Pucuak Bulek Padang Panjang dipimpin oleh Datuk Maharjo Basa. Selanjutnya nagari-nagari di bawahnya dipimpin oleh tuo-tuo karapatan; Tuo Karapatan Guguak, Tuo Karapatan Sikaladi, Tuo Karapatan Ampek Koto Dibawah, Tuo Karapatan Sialahan, Tuo Karapatan Kotobaru, Tuo Karapatan Kototuo, Tuo Karapatan Batubasa. Nagari-nagari yang termasuk ke dalam Tujuah Koto Di Bawah dipimpin oleh; Tuo Karapatan Galogandang, Tuo Karapatan Padang Lua, Tuo Karapatan Turawan, Tuo Karapatan Balimbiang, Tuo Karapatan Kinawai, Tuo Karapatan Sawah Kareh, Tuo Karapatan Bukik Tumasu.
Datuk Bungsu minta istirahat, karena cukup letih dia harus menjelaskan setiap nagari kepada Ando. Dia takut, jangan-jangan Ando tersesat nanti dalam pencarian Putireno, atau dia keliru menyebutkan nama-nama nagari. Setelah Datuk Bungsu meminum kopi dan membakar rokok, dia melanjutkan uraiannya.
Apabila Ando tidak berhasil menemukan Putireno di luhak Tanah Data, Ando teruskan mencarinya ke luhak Agam. Daerah-daerah di Luhak Agam dikelompokkan dalam dua kelarasan pula; pertama Pucuak Bulek Kalarasan Bodi Caniago Luhak Agam yang dipimpin oleh Datuk Bandaro Kuniang Tabek Panjang Baso. Daerahnya-daerahnya banyak sekali dan dipimpin pula oleh tuo-tuo karapatan; Tuo Karapatan Kurai, Tuo Karapatan Banuhampu, Tuo Karapatan Lasi, Tuo Karapatan Bukik Batabuah, Tuo Karapatan Kubang Pipik, Tuo Karapatan Kotogadang Ujuang Guguak, Tuo Karapatan Canduang, Tuo Karapatan Koto Laweh, Tuo Karapatan Tabek Panjang Baso, Tuo Karapatan Sungai Janiah, Tuo Karapatan Cingkariang, Tuo Karapatan Padang Lua, Tuo Karapatan Matua, Tuo Karapatan Panta, Tuo Karapatan Lawang Tigo Balai, Tuo Karapatan Ranah Palembayan, Tuo Karapatan Maninjau Sungai batang, Tuo Karapatan Mukomuko, Tuo Karapatan Sigiran, Tuo Karapatan Malalak, Tuo Karapatan Kotobaru, Tuo Karapatan Titih Padang tarok, Tuo Karapatan Bungo Satangkai, (Pandan Gadang, Kurai dan Suliki).
Kedua, daerah Pucuak Bulek Kalarasan Koto Piliang Luhak Agam disandang oleh
Datuak Bandaro Panjang di Biaro dan seterusnya daerah-daerah di bawahnya dipimpin oleh tuo-tuo karapatan; Tuo Karapatan Sianok, Tuo Karapatan Kotogadang, Tuo Karapatan Guguak, Tuo Karapatan Tabek Sarojo, Tuo Karapatan Sariak, Tuo Karapatan Sungai Pua, Tuo Karapatan Batagak, Tuo Karapatan Batu Palano, Tuo Karapatan Lambah, Tuo Karapatan Panampuang, Tuo Karapatan Biaro, Tuo Karapatan Balai Gurah
- Tuo Karapatan Tilatang, Tuo Karapatan Kamang, Tuo Karapatan Kamang Bukik, Tuo Karapatan Tujuah Lurah Koto Rantang; Sipisang, Patapaian, Pasie Laweh, Sungai Guntuang, Pauah Gadih, Simauang dan Aie Kijang. Juga Tuo Karapatan Banuhampu yang kemudian mereka menerapkan adat Bodi Caniago.
Selain itu ada sebuah daerah khusus yang dibawahi Inyiak Bujang Nan Bagombak yaitu daerah Koto Gadang bersama Tuo Karapatan Kotogadang.
Datuk Bungsu meneruskan uraiannya walau tampaknya dia sudah agak letih. Tetapi masih tetap bersemangat, karena dia sangat tertarik sekali dengan daerah-daerah peradatan demikian. Dia meneruskan keterangannya tentang luhak yang nan bungsu, Luhak Limo Puluah.
Kata Datuk Bungsu, Ando harus meneruskan mencari Putireno ke luhak Limo Puluah Koto jika di luhak Tanah Data dan luhak Agam tidak ditemukan. Di Luhak Limo Puluah ada tiga kelompok daerah; pertama, wilayah Sandi yang dipimpin oleh Rajo Sandi; Luhak Ranah Limo Puluah dipimpin oleh Rajo Sandi atau Rajo Payokumbuah yang disandang oleh Datuk Parmato Alam Nan Putiah beserta Tuo Karapatan Koto Nan Gadang dan Tuo Karapatan Koto Nan Ampek. Sedangkan wilayah Luak Ranah Limo Puluah dipimpin oleh Rajo Luak atau Rajo Aie Tabik Datuk Maharajo Indo Nan Mamangun. Sedangkan nagari-nagari di dalam cangkuman wilayah tersebut dipimpin oleh; Pucuak Bulek Suayan, Pucuak Bulek Sungai Balantiak, Pucuak Bulek Sarik Laweh, Pucuak Bulek Tambun Ijuak, Pucuak Bulek Koto Tangah, Pucuak Bulek Durian Gadang, Pucuak Bulek (Rajo) Aie Tabik, Pucuak Bulek Sungai Kamuyang, Pucuak Bulek Limbukan, Pucuak Bulek Padang Karambie, Pucuak Bulek Sicincin Aua Kuniang, Pucuak Bulek Tiakar, Pucuak Bulek Payobasuang, Pucuak Bulek Mungo Andaleh, Pucuak Bulek Taram Bukik Limbuku, Pucuak bulek Batu Balang.
Sedangkan wilayah Lareh Luak Ranah Limo Puluah dipimpin oleh Rajo Sitanang Muaro Lakin, Datuk Paduko Rajo Lelo. Daerah di dalam kawasan ini dipimpin pula oleh; Pucuak Bulek Gaduik Tabiang Tinggi, Pucuak Bulek (Rajo) Sitanang Muaro Lakin, Pucuak Bulek Halaban Ampalu.
Rajo Luhak Luak Ranah Limo Puluah dibawahi oleh Rajo Ranah (Rajo Guguak Talago Gantiang) Datuk Bandaro Hitam. Daerah-daerah dibawahnya dipimpin oleh; Pucuak Bulek (Rajo) Talago Gantiang, Pucuak Bulek Kotolaweh, Pucuak Bulek Suliki Koto Rimbang, Pucuak Bulek Tiakar Balai Mansiro, Pucuak Bulek Balai Talang, Balai Kubang, Pucuak Bulek Taeh Simalanggang, Pucuak Bulek Piobang Sungai Baringin, Pucuak Bulek Gurun Lubuk Batingkok, Pucuak Bulek Tarantang, Sarilamak, Pucuak Bulek Arau, Solok jo Padang Laweh
Lareh Luak Ranah Limo Puluah dipimpin oleh Rajo Sitanang Muaro Lakin dan beberapa pucuak buleknya; Raja Ulu (Rajo Situjuah Banda Dalam) Dt.Simarajo Simagayua Nan Mangiang, Pucuak Bulek (Rajo) Situjuah Banda Dalam, Pucuak Bulek Situjuah Gadang, Pucuak Bulek Ladang Laweh, Pucuak Bulek Sungai Patai, Pucuak Bulek Surau Labuah Gunuang, Pucuak Bulek Babai Koto Tinggi.
Datuk Bungsu menarik nafas. Dia mungkin terlalu letih. Ando tidak tega juga membiarkannya bicara terus menerus. Setelah Ando persilahkan dia istirahat dan sebaiknya besok saja dilanjutkan dia mengangguk.
Besoknya, Datuk Bungsu melanjutkan keterangannya dengan lebih bersemangat. Dia memulai uraiannya dengan daerah Kubuang Tigo Baleh. Daerah yang berada di luar luhak nan tigo. Tetapi ada juga orang menyebut Kubuang Tigo Baleh itu sebagai luhak tersendiri, padahal daerah itu perkembangan pemukiman dari luhak Tanah Data.
Daerah Kubuang Tigobaleh itu terdiri dari beberapa wilayah yang cukup luas. Wilayah Solok Silayo atau Caramin Solok Salayo dipimpin oleh Datuak Rajo Nan Kayo di Solok. Daerahnya terdiri dari; Karapatan Lubuak Sikarah, tuo karapatannya Datuak Bandaro Kayo (Caramin Solok Salayo); Sandiang Lamin Tuo Karapatan Datuk Pangeran Saripado (Kaco Bandarang Solok Salayo), Panungkek Tuo Karapatan Datuk Tan Basa (di Guguak), Panungkek Tuo Karapatan Datuk Bandaro Basa di Guguak, Panungkek Tuo Karapatan Dt.Bagindo yang Dipertuan di Koto Anau. Karapatan–karapaan ini dihadiri oleh Tuo-tuo Karapatan dari Solok, Salayo, Guguak, Koto Anau, Cupak Gantuang Ciri, Kinari, Muaro Paneh, Gauang, Panyakalan, Sirukam, Supayang, Sariak Alahan Tigo. Karapatan ini merupakan karapatan Kubuang Tigo Baleh.
Karapatan Bawah Jao (Karapatan Solok Salayo), Tuo Karapatannya Datuk Pangeran Saripado (Kaco Bandarang Solok Salayo), Sandiang Lamin Tuo Karapatan Dt.Rajo nan Kayo (Caramin Solok Salayo), Panungkek Tuo Karapatan Datuk Yang Dipatuan (di Salayo), Panungkek Tuo Karapatan Datuk Bungsu Talanai Sati (di Koto Baru). Karapatan-karapatan ini dihadiri dihadiri tuo-tuo karapatan Solok Salayo Kotonyo Baru, Guguak, Koto Anau, Cupak, Gantuang Ciri, Talang Talago Dadok, Bukik Tandang Parambahan, Kinari, Muaro Paneh, Dalam batu Karak, Saok Laweh, Gauang dan Panyakalan.
Karapatan Batu Nan Tujuah terdiri dari; Caramin Solok Salayo dipimpin oleh Datuk Bandaro Kayo, Pamuncak Nagari Aro Solok (Dt.Rajo Indo Bumi), Pamuncak Nagari Korong gadang Solok (Dt.Rajo Nan Gadang), Rajo Alam Salayo (Dt.Pangeran Saripado), Rajo Adat Salayo (Dt.Yang Dipatuan Sati), Rajo Ibadat Salayo (Dt.Yang Dipatuan Mudo), Rajo Alam Koto Baru (Dt.Bungsu Talanai Sati), Rajo Adat Koto Baru (Dt.Labuah), Rajo Ibadat Koto Baru (Dt.Bandaro Hitam).
Karapatan Balai Dama (Karapatan Basa Nan Baduo Rajo Nan Duobaleh) terdiri dari; Pucuak Bulek Urek Tunggang Lambah Nan Bajawijawi (Dt.Tan Basa), Pucuak Bulek Urek Tunggang Kotogaek Sungai Bintungan (Dt.Bandaro Basa), Camin Taruih di Jawijawi (Dt.Rajo Batuah), Camin Taruih di Kotogaek (Dt.Rajo Malintang), Tuo Karapatan Koto Gadang, Tuo Karapatan Jawijawi, Tuo Karapatan Koto Gaek.
Karapatan Koto Nan Anam Koto Anau dibawahi oleh Rajo Koto Anau (Dt.Bgd.Yang Dipatuan) kemudian dilengkapi dengan Tuo Karapatan Kotogadang (Dt.Bgd.Yang Dipatuan – Rajo Koto Anau), Tuo Karapatan Tanah Sirah, Tuo Karapatan Batu Banyak, Tuo Karapatan Koto Laweh, Tuo Karapatan Limau Lunggo, Tuo Karapatan Batu Bajanjang, Tuo Karapatan Bukik Sileh Salayo Tanang, Tuo Karapatan Kampuang Batu Dalam, Tuo Karapatan Simpang Tanjuang Nan Ampek.
Selanjutnya Karapatan Cupak, Gantuang Ciri, Talang Talago Dadok, Dilam Batukarak, Bukik Tandang Parambahan, Kinari, Muaro Paneh, Gauang jo Panyakalan. Petinggi-petinggi adatnya terdiri dari; Raja Cupak (Dt.Rajo Usali), Rajo Gantuang Ciri (Dt.Yang Dipatuan), Rajo Kinari (Dt.Rajo Dipatuan), Pamuncak Muaro Paneh (Sutan Pamuncak), Rajo Panyakalan (Dt.Rajo Sampono), Pamuncak Gauang (Dt.Bandaro Kayo), Tuo Karapatan Bukik Tandang, Tuo Karapatan Parambahan, Tuo Karapatan Dilam Batukarak.
Seterusya Pucuak Bulek Urek Tunggang Talang Talago Dadok dibawah Dt.Gadang Maharajo Lelo dengan beberapa Urang Tuo atau Tuo Karapatannya; Urang Tuo Talang Talago Dadok (Dt.Rajo Tuo), Pamuncak Talang (Dt.Rajo Jihin), Pamuncak Talago Dadok (Sutan Pamuncak), Tuo Karapatan Batang Bayang nan Duobaleh.
Wilayah Kaco Bandarang Solok Salayo dibawah Datuak Pangeran Saripado (di Salayo). Terdiri dari beberapa daerah; 1. Saok Laweh. Tuo karpatannya adalah; Tuo Karapatan Saok Laweh, Tuo Karapatan Tanjuang Bingkuang, Tuo Karapatan Taluak Tanjuang Paku, Tuo Karapatan Nan Balimo, Tuo Karapatan Anam Suku (Dt.Panjang), Tuo Karapatan Koto Hilalang (Taluak Tanjuang Paku, Nan Balimo dan Anam Suku berada dalam nagari Solok sekarang). 2. Sambilan Koto dengan tuo-tuo karapatannya; Tuo Karapatan Pianggu, Tuo Karapatan Sungai Lasi, Tuo Karapatan Indudur, Tuo Karapatan Koto Laweh, Tuo Karapatan Guguk Sarai, Tuo Karapatan Taruang-taruang, Tuo Karapatan Sungai Jambu. (Padamulanya berada dalam Karapatan Gauang Panyakalan Sungai Jambu).
Selain itu pula, ada Pucuak Bulek Urek Tunggang Lambah Nan Bajawi-jawi. Datuak Tan Basa (Guguak) yang mengepalai Wilayah Duo Koto Diateh. Terdiri dari Ampek Nagari dengan tuo karapatannya; Tuo Karapatan Supayang, Tuo Karapatan Siaroaro, Tuo Karapatan Aia Luo, Tuo Karapatan Kotobaru Mundam Tanah Karajan, Tuo Karapatan Tigo lurah (Simanau, Aie Abang, Andaleh Tanjuang Balik, jo Kipeh Kayu Lawang)
Ranah Kimpalan dengan tuo karapatannya; Tuo Karapatan Sirukam, Tuo Karapatan Rangkiang Luluih, Tuo Karapatan Garabak Data, Tuo Karapatan Simiso.
Wilayah yang dipimpin oleh Pucuak Bulek Urek Tunggang Kotogaek Sungai Bintuangan Datuak Bandaro Basa (Guguak).
Datuk Bungsu mengingatkan, sekiranya Ando tidak menemukan Putireno di nagari-nagari dalam Luhak Tanah Data, Luhak Agam, Luhak Limo Puluah atau nagari-nagari di Kubuang Tigo Baleh, berkemungkinan dia terus ke daerah berikutnya, Alam Surambi Sungai Pagu.
Alam Surambi Sungai Pagu adalah sebuah kawasan kerajaan yang berada langsung di bawah Raja Alam di Pagaruyung merupakan kuduang karatan Raja Pagaruyung. Raja Alam Surambi Sungai Pagu bergelar Daulat Tuanku Rajo Disambah. Wilayahnya cukup luas dan dipimpin oleh raja-raja yang terdiri dari; Rajo Alam Surambi Sungai Pagu (Daulat Tuanku Rajo Disambah – Malayu Kampung Dalam); Bundo Nan Naiak Ateh Jambangan (Bundo Alam Surambi Sungai Pagu); Raja Adat Alam Surambi Sungai Pagu (Tuanku Rajo Bagindo – di Kampai di Balun); Raja Syarak Alam Surambi Sungai Pagu (Tuanku Rajo Batuah – di Panai); Raja Parikpaga Alam Surambi Sungai Pagu (Tuanku Rajo Malenggang – Malayu Tigo Lareh); Inyiak di Bendang (Inyiek Majolelo – Takrajo ganti rajo di Bendang); Tuo Karapatan Malayu Ampek Paruik, Tuo Karapatan Bariang, Tuo Karapatan Tigo Koto Kaciak, Tuo Karapatan Durian Limo Ruang, Tuo Karapatan Kampai Sawah Laweh, Tuo Karapatan Kampai Aie Angek, Tuo Karapatan Tangah Nyie Gadiang, Tuo Karapatan Bendang (Inyiak Majolelo), Tuo Karapatan Panai Tanjuang (Dt.Sati), Tuo Karapatan Panai Lundang (Dt.Rangkayo Basa), Tuo Karapatan Ampek Ibu, Tuo Karapatan Nan Baranam, Tuo Karapatan Nan Balimo dan beberapa lagi tu karapatan ang tidak hafal seluruhnya oleh Datuk Bungsu.
Jika Ando tidak menemukan Putireno di Alam Surambi Sungai Pagu, Ando harus mencarinya sampai ka daerah rantau Minangkabau. Dua kelompok besar nagari-nagari yang berada di rantau, disebut Rantau Ilie dan Rantau Mudik. Banyak sekali orang-orang besar, raja-raja yang mengepalai nagari-nagari tersebut. Datuk Bungsu menyarankan supaya Ando mulai memasuki daerah Rantau Ilie dulu.
Kawasan Rantau Ilie adalah daerah yang luas sekali, banyak sungai-sungai besar mengalir ke pantai Timur Sumatera; Batang Rokan, Tapuang Kiri, Tapuang Kanan, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Siak, Kuantan Inderagiri, Batang Hari dan Sungai Musi.
Yang Dipertuan Rambah Di Rambah Rokan Pandalian membawahi wilayah Rokan Pandalian. Beberapa orang besar atau raja-raja yang dapat Ando temui di situ antara lain; Yang Dipertuan Rambah, Raja Rokan, Raja Tambusai di Dalu-dalu, Raja Kepenuhan, Raja Tanah Putih, Raja Bangko, Kubu, Raja IV Koto di Lubuak Bandaro dan Raja Kuntu di Koto Intan.
Ando silahkan terus menemui Pucuak Bulek Andiko nan 44 Kampar Kanan Datuak Rajo di Balai – Muaro Takus. Wilayahnya cukup luas pula, yang dipimpin oleh pembesar-pembesar adatnya terdiri dari; Inyiak Nan Barampek jo Kambuik Baniah Tampang Pusako, Pucuak Bulek Andiko Nan Ampek Puluah Ampek Kampar Kanan/
Pucuak Bulek Muaro Takuih Talago Undang (Inyiak Dt.Rajo Dibalai), Pucuak Bulek Mahek Auaduri (Inyiak Dt.Bandaro), Pucuak Bulek Kotolaweh (Inyiak Dt.Majo Indo), Pucuak Bulek Mungka (Inyiak Dt.Siri Marajo), Kambuik Banieh Tampang Pusako (Dt.Sibijayo di Pangkalan Kotobaru).
Teruskan perjalanan Ando ke Kampar Tungku Nan Tigo. Beberapa daerahnya dipimpin oleh beberapa orang Andiko; Andiko Nagari Limbanang, Andiko Nagari Koto Laweh, Andiko Nagari Koto Tangah, Andiko Nagari Sungai Dadok, Andiko Nagari Sungai Naniang.
Lanjutkan terus perjalanan Ando ke Kampar Pangkalan Nan Ampek yang dipimpin oleh beberapa orang Andiko pula; Andiko Nagari Pangkalan Kotobaru, Andiko nagari Pangkalan Indaruang, Andiko Nagari Pangkalan Kapeh, Andiko Nagari Pangkalan Sarai. Nanti Ando akan sampai ke daerah Kampar Koto Nan Anam yang dimpimpin oleh; Andiko Nagari Kotobaru, Andiko Nagari Kotoalam, Andiko Nagari Tanjuang Pauah, Andiko Nagari Tanjuang Balik, Andiko Nagari Manggilang, Andiko Nagari Gunuang Malintang. Setelah itu Ando akan sampai di daerah Kampar Limo Koto yang dipimpin oleh; Andiko Nagari Bangkinang (Dt.Bandaro Sati), Andiko Nagari Kuok (Dt.Basa), Andiko nagari Salo (Dt.Parmato Said), Andiko Nagari Aietirih (Dt.Bandaro Kayo), Andiko Nagari Rumbio (Dt.Gadang)
Sekarang Ando memasuki daerah Kampar Sambilan yang dipimpin oleh; Andiko Muaro Takuih (Inyiak Dt.Dibalai), Andiko Nagari Tanjuang (Dt.Bandaro), Andiko Nagari Gunuang Malelo (Dt.Sati), Andiko Nagari Pongkai (Dt.Basa), Andiko Nagari Kotobangun, Andiko Nagari Sialang, Andiko Nagari Durian Tinggi, Andiko Nagari Kapuak, Andiko Nagari Lubuak Alai (disebut Kampar Sambilan Nan Tuo), Andiko Nagari Sibiruang (Dt.Basa), Andiko Nagari Gunuang Bonsu (Dt.Tumangguang), Andiko Nagari Binamang, Andiko Nagari Tanjuang Alai (Dt.Basa), Andiko Nagari Pulau Gadang (Dt.Tandiko), Andiko Nagari Sitangkai Ampek Koto di Mudiak (Dt.Rangkayo Molie di Baluang), Andiko Nagari Sitangkai Ampek Koto Di Ilie (Dt.Ulak Simano di Lbk.Aguang), Andiko Nagari Batu basurek (Dt.Bijayo Dirajo). Disebut Kampar Sambilan Nan Bongsu bersama Muara Takuih, Tanjuang, Gunuang Malelo dan Pongkai disebut Tigobaleh Koto. Setelah itu Ando akan sampai di Ulu Kampar Mahek Galugue yang dimpimpin oleh beberapa Andiko; Andiko Nagari Mahek Aueduri (Inyiak Dt.Bandaro), Andiko Nagari Mungka (Inyiak Dt. Siri Marajo), Andiko Nagari Galugua Ateh, Andiko Nagari Galugua Bawah, Andiko Nagari Pangiang.
Sekarang Ando menuju ke selatan, memasuki daerah Gunung Sahilan Kampar Kiri atau Luak Sibayang, yang diperintah oleh: Yang Dipertuan Raja Gunung Sahilan, Lantak Tongga Luak Sibayang (Dt.Basa), Urang Gadang Gunuang Sahilan (Dt.Rajo Sutan), Urang gadang Ludai (Dt.Majo Basa), Urang Gadang Ujuang Bukik (Dt.Bandaro), Urang Gadang Lipek Kain (Dt.Rajo Babandiang), Urang gadang Kuntu (Dt.Rajo Gadang), Urang Gadang Sanggan (Dt.Gadang) dan Urang Gadang Sibayang.
Putireno mungkin tidak berada di sana. Bagaimanapun letihnya Ando melakukan perjalanan menyusuri daerah rantau itu, namun Ando harus meneruskan usaha mencarinya. Cobalah Ando masuk ke pedalaman ke daerah Rantau Tigo Lareh yang dikepalai oleh Rajo Siguntur Tuanku Bagindo Ratu. Rantau ini disebut juga Darmasyraya atau Tribuwana. Dipimpin selain oleh Rajo Siguntur, juga dilengkapi dengan pembesar adat lainnya; Rajo Tigo Selo (Cati Nan Batigo), Rajo Siguntua (Tuanku Bagindo Ratu), Rajo Sitiuang (Tuanku Hitam), Rajo Padang Laweh (Tuanku Karajan Sultan Muhammad Bagindo Rajo Lelo). Secara khusus daerah Cati Nan Batigo dipimpin pula oleh beberapa raja; Rajo Sikabau (Tuanku Rajo Dauli), Rajo Alam Lubuak Tarok (Tuanku Rajo Cati Bagindo Tan Ameh), Rajo Pulaupunjuang (Tuanku Sati) Camin Taruih Pagaruyung
Orang-orang besar atau petinggi adat di daerah yang luas ini beragam panggilan dan sebutannya. Misalnya Basa Nan Barampek; Pasak Kungkuang – Urang Gadang Sungai Langsek (Dt.Kayo), Janjang Tuo – Urang Gadang Bukik Sabalah, Anak Timang-timangan – Urang Gadang Siaue.
Rajo Nan Barampek Tiang Panjang Nan Batigo terdiri dari; Rajo Sungai Dareh (Dt.Rajo Puti), Rajo Sungai Kambuik (Puti Bulian), Rajo Adat Lubuak Tarab (Bagindo tan Putiah), Rajo Ibadat Lubuak Tarab (Bagindo Majoindo), Tiang Panjang Siguntue (Tuanku Karajan), Tiang Panjang Sungai Dareh (Tuanku Maharajo basa), Tiang Panjang Sungai Kabuik (Bagindo Malano).
Urang Gadang Nan Duo kali Sambilan yang memerintah Siguntua antara lain; Urang Gadang Kamang Ampek Koto (Dt.Tambun Taia), Urang Gadang Timpeh (Dt.Surian), Urang Gadang Timpeh (Dt. Bandaro), Urang Gadang Simalidu (Dt.Makhudum di Pulau Mainan), Urang Gadang Koto Tuo (Dt.Tambun Taia), Urang Gadang Sungai Lansek Siguntur (Dt.Bandaro), Urang Gadang Kampuang Surau (Dt.Rajo Malano), Urang Gadang Taratak (Dt.Tan Basa). Semuanya disebut disebut “Urang Gadang Nan Batujuah di Siguntua. Urang Gadang Nan Baduo Sitiuang (Dt.Mangkuto dan Dt.Marajo) Karena Tuanku Hitam kemudian putus, maka Raja Sitiung bergelar Tuanku Tumangguang yang dijemput ke Pagaruyung. Urang Gadang Koto Laweh (Dt. Tambun Aie), Urang Gadang Koto Padang (Dt.Singo Lipati), Urang Gadang Tiumang Muaro Siatang (Dt.Bandaro Kayo) Ketiga Urang gadang itu juga disebut “Urang Gadang Nan Batigo Padang Laweh. Kemudian ada tiga Urang Gadang lagi; Urang Gadang Pulau Punjuang (Dt.Sati), Urang Gadang Sungai Dareh (Dt.Pangulu Basa), Urang Gadang Minangkabau Pulau Punjuang (Dt.Payuang) disebut juga “Urang Gadang Nan Batigo – Ampek jo Minangkabau di Pulau Punjuang. Kemudian Urang Gadang Tanah Bato (Dt.Malintang Sati).
Wilayah Koto Basa diperintah oleh Tuanku Karajaan Sultan Maharajo Dirajo. Daerah-daerah dan Urang-urang Gadangnya adalah; Raja Kotobasa (Tuanku Karajan Sultan Maharajo Dirajo), Manti Rajo (Tuanku Manaro / Tuanku Bandaro), Urang Tuo Pangulu (Tuanku Rajo Dipati), Urang Gadang Kotobasa, Urang Gadang Abai Siat, Urang Gadang Bonjol, Urang Gadang Kotobaru dan beberapa urang gadang lainnya.
Wilayah Rantau Nan Kurang Aso Duopuluah di sepanjang Batang Kuantan sampai ke Kuala Cindaku diperintah oleh Yang Dipertuan Raja Kuantan (Tuanku Raja Baserah – berkedudukan di Baserah Cerenti dan Kotorajo).
Banyak sekali petinggi-petinggi adat di daerah sepanjang Batang Kuantan. Daerahnya sangat luas. Petinggi-petingginya terdiri dari Basa Nan Baduo; Manti Rajo (Dt.Sireno – dari Kari) dan Katik Rajo (Tuanku Kali Rajo – dari Taluak). Kemudian Inuman Ampek Koto dengan beberapa urang gadang dan tuo karapatan; Urang Gadang Inuman Ampek Koto (Dt.Katumangguangan bersama Dt. Danau Pulau, keduanya dari Inuman), Tuo Karapatan Inuman (Dt.Katumangguangan bersama Dt. Danau Pulau, keduanya dari Inuman). Ada lagi Tuo Karapatan Baserah, Tuo Karapatan Pangian, Tuo Karapatan Cerenti (Dt. Danau Sekoto, dgn.jabatan “Urang Gadang”)
Daerah Taluak Kuantan Limo Koto juga banyak urang gadangnya, di antaranya; Urang Gadang Taluak Kuantan Limo Koto (Dt.Mudo Bisai di Taluak bersama Dt. Bandaro lelo Budi di Kari), Urang Gadang Taluak (Dt.Mudo Bisai), Urang Gadang Kari (Dt.Bandaro Lelo Budi), Tuo Karapatan Simandolak, Tuo Karapatan Sibarakun, Tuo karapatan Sibuayo. Daerah Lubuak Ambacang Ampek Koto; Urang Gadang Lubuak Ambacang Ampek Koto (Dt.Paduko Rajo bersama Dt.Putiah), Tuo Karapatan Sampurago, Tuo Karapatan Lubuak Ambacang (Dt. Paduko Rajo dan Dt.Putiah)
Tuo Karapatan Sungai Pinang. Daerah Gunuang Ampek Koto; Urang Gadang Gunuang Ampek Koto (Dt.Bandaro – induak adat kepada Dt.Bandaro Lelo Budi di Kari), Tuo Karapatan Taluak Ingin, Tuo Karapatan Gunuang (Dt.Bandaro), Tuo Karapatan Toar, Tuo Karapatan Lubuak Taronang. Wilayah Lubuk Jambi; Gajah Tongga Rantau Kuantan (Urang Gadang Lubuk Jambi). Daerah Kotorajo dipimpin oleh Pucuak Bulek Kotorajo (menggantikan Padang Tarok yang ke luar dari persekutuan Kuantan setelah adanya kerajaan). Lubuk Jambi tidak tunduk kepada kedaulatan Raja Kuantan, tetapi ikut di dalam persekutuan dan hadir dalam kerapatan persekutuan. Sedangkan anggota kemudian mencapai 30 nagari, walaupun namanya tetap disebut “Nan Kurang Aso Duopuluah”
Muaro Lambu atau Luak Singingi wilayah dipimpin oleh; Rajo Muaro Lambu, Pucuak gadang Luak Singingi, Pucuak gadang Rantau Singingi, Timbo Ruang Nan Barampek Luak Singingi, Timbo Ruang Rantau Singingi.
Luak Nan Sambilan di Lubuk Gadang Sangir diperintah oleh Dipertuan Besar Lubuk Gadang Sangir dengan petinggi adat lainnya; Pucuak Bulek Urek Tunggang Luak Nan Sambilan, Pucuak Bulek Urek Tunggang Luak nan Sambilan (Tuanku Kulipah Tuo)
Luak Nan Barampek, Luak Nan Balimo juga mempunyai daerah-daerah yang luas dipimpin oleh petinggi-petinggi adatnya sebagaimana di daerah lain.
Ranah Pantai Cermin di Ranah Pantai Cermin Abai Sangir. Sangir Rantau Dobaleh Koto (Alam Jayo Tanah Sangiang) diperintah oleh Yang Dipertuan Besar Raja Sangir (Yang Dipertuan Besar Lubuak Gadang) Tuanku Marajo Bongsu, Yang Dipertuan Besar Gajah Gadang Sangir (Yang Dipertuan Besar Ranah Pantai Cermin – Tuo Karapatan Sangir dan sidang kerapatan di Abai), Manti Karajan Sangir (Raja Sungai Kunyik), Raja Lubuak Malako, Raja Bidar Alam, Raja Sampu, Raja Lubuak Ulang Aliang, Raja Dusun Tangah dan dilenkapi dengan beberapa Tuo Karapatan; Tuo Karapatan Koto Ubi, Tuo Karapatan Koto Hilalang, Tuo Karapatan Batu Angik Batu Kangkuang.
Sekiranya Ando masih belum juga bertemu dengan Putireno di Rantau Ilie, Ando langsung pergi ke Rantau Mudiak. Rantau Mudiak mempunyai daerah yang sangat luas dipimpin oleh beberapa raja dan Tuo-tuo karapatan pula.
Rantau Lauwik Nan Sadidiah berada di bawah Yang Dipertuan Sultan Indrapura dengan perangkat adatnya; Mangkuraja Indrapura, Mangkubumi Indrapura, Tuo Karapatan Tapan, Tuo Karapatan Silawik (Silaut), Tuo Karapatan Lunang, Raja Manjuto, Raja Mukomuko, Raja Sungai Limau Bangkahulu, Raja Sungai Hitam Bangkahulu, Raja Selebar Bangkahulu. Sultan Indrapura juga disebut Yang Dipertuan Pesisir Barat, karena atas nama Raja Alam Sungai Pagu berdaulat di Bandar Sapuluah.
Tuo Karapatan Rajo-rajo Banda Sapuluah terdiri dari; Rajo (Pucuak Adat) Ampiang Parak, Banda Sapuluah (Rantau Sungai Pagu), Pucuk Rantau – Daulat Tuanku Rajo Disambah, Tungkatan Pucuk Rantau – Yang Dipertuan Sulthan Indrapura, Rajo Taluak, Rajo Batangkapeh, Rajo Taratak, Rajo Surantiah, Rajo Kambang, Rajo Palangai, Rajo Lakitan, Rajo Sungai Tunu, Rajo Punggasan dan beberapa tuo-tuo karapatan lainnya.
Selanjutnya Rajo Bayang Nan Tujuah Koto Salapan di Pulut-pulut Bayang memerintah beberapa daerah; Rantau Bayang Pinang Balirik. Termasuk di dalamnya Bayang Nan Tujuah Koto Salapan; Pucuk Rantau – Dt.Bagindo Yang Dipatuan (Rajo Koto Anau), Dt.Rajo Pituan (Raja Kinari), Sutan Pamuncak (Sutan Muaro Paneh), Raja Bayang Nan Tujuah Koto Salapan (Tuanku Bagindo Seri Sutan Basa di Pulut-pulut, Pamuncak Bayang Nan Tujuah Koto Salapan (Dt.Bagindo Maharajo Lelo di Koto Barapak, Tuo Kapatan Kubang, Tuo Karapatan Kotobaru, Tuo Karapatan Kapujan, Tuo Karapatan Lubuak Aua Lubuk Bagaluang, Tuo Karapatan Koto Barapak, Tuo Karapatan Kapecong Lubuak Gambie, Tuo Karapatan Jambak Kapeh panji, Tuo Karapatan Koto Jua Lubuak Anau, Tuo Karapatan Tanjuang Durian, Tuo Karapatan Api-api Labuhan Bayang. Labuhan Bayang sebagai “koto” kemudian “nagari” dan kini disebut Pasarbaru dan mempunyai Karapatan sendiri, disamping Kerapatan Api-api.
Selanjutnya daerah Painan Pinang Balirik terdiri dari Pucuak Nan Batujuah; Raja Alam Surambi Sungai Pagu, Sultan Indrapura, Raja Kotoanau, Basa nan baduo Guguak, Raja Painan, Raja Salido (Dt.Rajo Pasisie). Kemudian Karapatan Pinang Balirik yang terdiri dari; Raja Painan, Raja Salido (Dt.Rajo Pasisie), Tuo Karapatan Bungo Pasang.
Rajo Koto Sabaleh Tarusan dibawahi oleh Tuanku Bagindo Sari Sutan Basa. Dilengkapi oleh pembesar adat lainnya; Pucuak Rantau (Dt.Bandaro Basa di Guguak), Apitan Pucuak Rantau (Dt.Tan Basa di Guguak), Raja Kotosabaleh Tarusan (Tuanku Bagindo Sari Sutan), Urang tuo Kotosabaleh (Dt.Rajo Magek di Kamp.Suduik Nanggalo), Rajo Taratak (Dt.Bandaro Hitam), Pamuncak Sungai Lundang (Dt.Rajo Lelo), Ambun Puro Sungai Lundang (Dt.Bandaro Jambak), Rajo Siguntur (Dt.Rajo Nan Sati), Raja Sungai Pinang (Sutan Larangan), Caramin Baruang-baruang Balantai (Dt.Bandaro Basa), Kaco Bandarang Koto Pulai (Dt.Gajah Malintang dan Dt.Andam Dewi), Tuo Karapatan Dusun Duku, Tuo Karapatan Batuhampa, Tuo Karapatan Nanggalo, Tuo Karapatan Ampang Pulai, Tuo Karapatan Kapuah Sungai Talang, Tuo Karapatan Rantau Ampek Jurai.
Sedangkan Rantau Ampek Lurah di bawahi oleh beberapa tuo karapatan; Tuo Karapatan Camin Toran Tigo Jurai (Koto tangah, Kandih dan Nanggalo), Tuo Karapatan Paueh Janggi (Pauh Limo, Pauh Sambilan dan Limau Manih), Tuo Karapatan Padang (Padang Salapan suku, Lubuak Kilangan dan Nan Duopuluah), Tuo Karapatan Bunguih (dulu: Taluak Andam Puro).
Tuo Karapatan Rantau Tiku Pariaman, terdiri dari Rajo Pariaman Rantau Riak Nan Badabua. Tiku Pariaman; Rajo Limaupuruik Pariaman, Rajo Tiku, Rajo Tujuah Koto, Rajo Sintuak, Rajo Lubuak Aluang, Rajo Sunua, Rajo Kuraitaji, Rajo Toboh, Rajo Pakandangan, Rajo Malai, Rajo Tigokoto Aua Malintang, Rajo Kuranji, Rajo Ulakan, Tuo Karapatan Tigo Mimba Lubuk basuang, Tuo Karapatan Basa Nan Barampek nan Sabaris, Tuo karapatan Pariaman Sabatang Panjang Sakarek Ilie Sakarek Mudiak.
Ando disarankan untuk terus ke wilayah Daulat Parik Batu; Yang Dipertuan Kinali (Tuanku Kinali). Kemudian Raja Ibadat; SimpangTonang Cubadak Tuanku Rajo Mudo Sontang. Urang Tuo Undang; Bapak Undang Tuanku Kinali, Ibu Undang Dt. Majo Satio. Pucuak Bulek Lingkuang Aua (Datuk Bandaro).
Hakim Nan Sambilan dipimpin oleh Datuk Bandaro. Terdiri dari Hakim Nan Barampek Di Dalam; Datuk Rajo Magek, Datuk Indo Mangkuto, Datuk Mangkuto, Datuk Bandaro Panjang. Hakim Nan Barampek di Lua; Datuk Jando Lelo, Datuk Majo Basa, Datuk Sinaro Panjang, Datuk Batuah.
Seterusnya Raja Bungo Tanjuang Aie Bangih (Tuanku Rajo Basa), Rajo Parik Aie Bangih (Tuanku Basa), Rajo Sungai Aue (Tuanku Sambah), Raja Ujung gadiang (Tuanku Sati), Raja Sinurut (Tuanku Nan Sati), Raja Simpang Tonang (Tuanku Rajo Dubalang). Dilengkapi oleh; Tuo Karapatan Sikilang Aie Bangih. Setiap raja daerah ini mempunyai Basa di bagian-bagian wilayahnya dan memiliki beberapa hakim pada kerajaannya.
Seterusnya Ando memasuki Luak Rao Mapat Tunggul yang diperintah oleh Rajo Mapat Tunggul Mapat Cancang, Tuanku Yang Dipertuan Padang Nunang. Dengan Basa Nan Barampek; Sutan Mahmud, Datuk Bandaro, Datuk Sati, Datuk kayo. Dilengkapi pula dengan Suluah Bendang; Imam Rao Mapat tunggul Mapat Cancang, Katib Rao Mapat Tunggul Mapat Cancang, Katib Rao Mapat Tunggul Mapat Cancang.
Selain itu daerah yang luas ini diperintah oleh Basa Nan Limo Baleh, yang terdiri dari; Basa Lubuak Layang (Dt.Rajo Malintang), Basa Kotorajo (Dt.Nakodo), Basa Languang (Dt.Kayo), Basa Padang Matinggi (Dt.Mandindiang Alam), Basa Taruang-taruang (Dt.Rangkayo Basa), Basa Lansek Kodok (Dt.Bandaro), Basa Tanjuang Batuang (Dt.Rajo Mumi), Basa Sitombah (Dt.Basa), Basa Padang Galugur (Dt.Marajo), Basa Kuamang (Dt.Rajo Kuamang), Basa Solok (Dt.Kuamo), Basa Panti (Dt.Mandindiang Alam), Basa Ampang Gadang (Dt.Marajo dan Dt.Bagindo Sati), Basa Tambusai (Dt.Simarajo).
Daerah Nan Saedaran Gunuang dipimpin oleh Pucuak Bulek Lubuak Sikapiang yang terdiri dari; Tuo Karapatan Sundata, Raja Kampung Angus Alahan Panjang (Dt. Bagindo Kali), Raja Kampung Dalam Alahan Panjang (Dt.Bandaro), Raja Batu Dindiang Alahan Panjang (Dt.Bagindo), Raja Kampung Baru Alahan Panjang (Dt.Sati).
Wilayah Ulu Batang Hari terdiri dari Sariak Alahan Tigo yang dipimpin oleh; Rajo Sariak Alahan Tigo dilengkapi oleh; Tuo Karapatan Talang Babungo dan beberapa tuo karapatan lainnya yang tidak semuanya dapat dihafal oleh Datuk Bungsu.
Kemudian daerah Alahan Panjang yang dipimpin oleh Rajo Alahan Panjang (Rajo Alam Jamah Tuanku Sambah) serta tuo-tuo karapatan; Tuo Karapatan Salimpat, Tuo Karapatan Sungai Abu, Tuo Karapatan Aia Dingin dan beberapa tuo karapatan lainnya.
Wilayah Tulang Bawang (Sitindieh Alam Minangkabau) dibawahi oleh Rajo Koto Anau Datuak Bagindo Yang Dipatuan dengan tuo-tuo karapatan di bawahnya; Tuo Karapatan Surian, Tuo Karapatan Lolo dan beberapa tuo karapatan lainnya.
Wilayah Simaharajo Nan Sambilan yang juga berada dalam Luhak Tanah Data dipimpin oleh Inyiak Tali Sako Kumanih Datuak Inyiak Cumano, Inyiak Tali Pusako Kumanih Datuak Rangkayo Bonsu, Inyiak Tali Ugamo Kumanih Datuak Inyiak Jolelo. Sedangkan kerapatan Kumanih terdiri dari; Datuk Inyiak Cumano didampingi Dt.Sampono Marajo, Dt.Rajo Pangulu, Dt.Parmato Alam dan Dt.Rajo Gagah. Sedangkan Dt.Rangkayo Bongsu didampingi Dt.Sampono Aceh, Dt.Paduko Sati dan Dt.Paduko Sinaro.
Menurut Datuk Bungsu, jika Putireno tidak dijumpai pada daerah-daerah yang sudah disebutkan tadi; di Luhak dan di Rantau, kemungkinan Putireno akan terus ke wilayah-wilayah Raja-raja dan Pembesar di luar Alam Minangkabau yang bertali kerabat dengan Minangkabau tersebab keturunan, seperti Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan di Malaysia, atau ke kerajan-kerajaan Melayu Pesisir Timur seperti; Sultan Deli, Sultan Serdang, Sultan Asahan, Sultan Siak, Raja Bilah Hulu, Raja Kota Pinang, Raja Sungai Toras, Raja Palalawan, Raja Indragiri, Tumenggung Kampung Boga Batubara, Dt.Tanah Datar Batubara, Dt. Limapuluh Batubara, Dt. Pesisir Batubara.
Mungkin juga Ando harus menjelajahi daerah Pucuk Jambi Sembilan Lurah, Ranah Sekelawi dan Lampung, Alam Sakti Rantau Kerinci, Pesisir Barat Tapanuli dan Pesisir Barat Aceh, Penghulu Luhak Naning (bagian wilayah Melaka) Sri Raja Merah Orang Kaya, Datuk Penghulu Nanining (Datuk Naning).
Tidak tertutup kemungkinan Putireno akan pergi lebih jauh seperti ke rantau-rantau yang jauh; Sulu, Brunei Darussalam, Labuan, Suku Dayak Mamak, Suku Dayak Kapuas (di Kalimantan Tengah) dan Kerajaan Manggarai Flores. Keturunan raja Manggarai Flores ini pernah berkunjung ke Pagaruyung, namanya Dami N. Toda, seorang doktor dalam bidang ilmu bahasa yang sudah mengajar di Jerman selama tiga puluh tahun.
Terpacak keringat Ando mendengarkan dan menyimak begitu terperincinya Datuk Bungsu menjelaskan daerah-daerah atau wilayah yang harus Ando tempuh kalau memang ingin menyelamatkan Putireno. Ando geleng-geleng kepala, bagaimana Ando akan pergi ke semua nagari menemui raja-raja, tuo-tuo karapatan dalam wilayah Minangkabau yang begitu luas. Ando agak ngeri juga memikirkan perjalanan yang akan Ando lakukan, sepertinya Ando akan meniti sebuah titian panjang yang teramat panjang.
Persoalannya bagi Ando adalah, berapa lama waktu yang akan Ando sediakan untuk perjalanan itu? Ando tidak mau lagi menatap Datuk Bungsu, takut, kalau-kalau Datuk Bungsu dapat merasakan bagaimana rumitnya Ando memilih, mau meniti titian panjang itu atau tidak.
Bagaimana Sinan? Haruskah Ando bertungkus lumus untuk menemukan seorang perempuan yang bernama Putireno? Soalnya, Ando masih belum yakin benar akan apa yang dikatakan nenek, bahwa jika Ando menemukan Putireno sama halnya dengan menemukan diri sendiri.
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar